haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
haha69

Motor Listrik ALVA, Manifestasi Fashion-Lifestyle dan Dekarbonisasi di Atas Aspal

Dirilis Tahun Lalu, Ini Rata-rata Jarak Pemakaian Motor Listrik Alva

Dunia sedang tidak baik-baik saja, akibat ancaman kualitas udara. Bahkan hari ini, Kamis (31/8/2023) pagi, Jakarta menduduki posisi kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia!

Data IQAir menyebutkan pada pukul 07.27 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 185. Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara yang dikandung sebesar PM 2.5, dengan nilai konsentrasi 121,9 mikrogram per meter kubik. Artinya, 24,4 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO). 

Bila terus memburuk, bukan tidak mungkin angka harapan hidup di Indonesia akan terpengaruh.

“Sebanyak 75 persen dampak polusi udara pada harapan hidup global terkonsentrasi di enam negara, yaitu Bangladesh, India, Pakistan, Tiongkok, Nigeria, dan India, di mana warganya kehilangan antara satu hingga enam tahun angka harapan hidup akibat kualitas udara yang mereka hirup,” kata Michael Greenstone, pendiri Indeks Kehidupan Kualitas Udara dan Profesor Terkemuka di bidang Ekonomi.

Lantas apa solusinya? Menteri Negara Lingkungan Hidup (LHK) periode 1999-2001 Alexander Sonny Keraf menilai, transisi kendaraan listrik bisa jadi salah satu solusi mengatasi tingginya polusi udara tersebut.

Sonny bahkan mendesak penggunaan kendaraan listrik sebagai transportasi umum maupun pribadi harus dapat diimplementasikan secepat mungkin.

“Jangan anggap remeh hal ini, peralihan penggunaan kendaraan bensin ke listrik perlu didorong sekuat-kuatnya untuk menurunkan emisi dan pencemaran udara di kota besar, terutama Jakarta,” tegas Sonny, dikutip dari Liputan6.com, Kamis (31/8/2023).

Rainier Haryanto, Managing Director PT Ilectra Motor Group pun punya pandangan sejurus. Ia menyampaikan, “Sustainability merupakan sebuah isu yang sangat penting. Kondisi bumi yang semakin panas menunjukkan bahwa kita harus melakukan cara-cara yang mendukung sustainability. Perpindahan moda transportasi ke EV harus sesegera mungkin.”

Rupanya, pernyataan Sonny dan Rainier itu linear dengan keberhasilan signifikan yang sudah diraih oleh ALVA selama setahun mereka berkiprah. 

Menurut ALVA, baik Cervo maupun One telah menempuh 1.070.000 km dengan total 121.000 perjalanan. Jarak terjauh yang ditempuh oleh unit ALVA mencapai 156 km. 

Perjalanan paling efisiennya tembus 1,99 km per 1 persen baterai. Atau dengan rata-rata pemakaian 1 persen baterai dapat dipakai sejauh 0,76 km. 

Kemudian rata-rata satu kali perjalanan pengguna ALVA ialah 33,84 menit. Sedang pengisian baterainya rata-rata membutuhkan waktu 1,8 jam. 

Dengan data sekomplek itu, mengendarai motor ALVA sama dengan menyelamatkan hidup banyak orang. Bayangkan saja, dalam setahun penggunaan ALVA yang jumlahnya belum semasif motor internal combustion engine (ICE), sama halnya telah menekan 88,5 ton karbon dioksida (CO2). 

Jumlah tersebut setara dengan menanam 4.000 pohon! Luar biasa, bukan? Itu berarti sangat nyata bila penggunaan motor ALVA sama dengan menyumbang dekarbonisasi sebagai penyokong kesehatan dan panjangnya hela napas kehidupan.