Produksi baterai dengan sudut pandang minimalisasi CO2 yang membutuhkan langkah yang bersifat lebih sustainable.
“Jadi kalau misalnya seperti negara-negara di Norwegia, mereka punya energi dari PLTA yang sustainable. Sementara untuk Jakarta dan Indonesia masih mengandalkan batubara,” kata dia.
Produksi dengan mengandalkan batubara sangat tinggi CO2. Dengan demikian, semakin besar ukuran baterai, maka semakin tinggi CO2 yang dibutuhkan untuk membentuk baterai.
“Untuk kendaraan BEV yang lebih kecil, maka kita bisa dengan baterai lebih kecil dalam memproduksinya dengan CO2,” urainya.